Senin, 20/04/2009 03:59:41
Banjir yang melanda Kota Samarinda, Kalimantan Timur hingga Senin (20/4) siang semakin meluas setelah diguyur hujan deras Minggu malam dan meluapnya Sungai Karangmumus. Akibatnya Bandara Temindung di Kota Samarinda harus ditutup.
Semua penerbangan melalui Bandara Temindung dialihkan ke Bandara Sepinggan. Bandara Temindung hanya bisa didarati pesawat kecil berkapasitas maksimal 42 orang sebab landasan pacu hanya 1.000 meter dan tidak bisa diperpanjang karena terkepung pemukiman yang kini banjir. Data di Kantor Kecamatan Samarinda Utara menyebutkan sebanyak 14.551 rumah warga terendam banjir hingga ketinggian 1,5 meter. Jumlah itu belum termasuk rumah yang terendam di Kelurahan Sempaja Utara. Banjir terparah terdapat di Kawasan Semenanjug Permai dan Gunung Lingai. Banjir juga mengakibatkan puluhan toko di Kawasan Pusat Bisnis Ahmad Yani dan dr. Soetomo lumpuh total. Pemda setempat telah memberikan bantuan bagi warga korban banjir.
Cuaca Buruk Tunda Evakuasi Korbana Pesawat Mimika Air
Akibat cuaca buruk, evakuasi tiga dari 11 jenazah korban pesawat Mimika Air yang jatuh di Gunung Gergaji, Puncak Jaya, Papua, kembali tertunda, Senin (20/4). Tiga jenazah itu adalah pilot Nay Ilin Anang, kopilot Makmur, dan Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Puncak Jaya Martin Jitmau. Pesawat yang dikirim untuk mengangkut ketiga jenazah tidak dapat mendarat di Ilaga sehingga harus kembali ke Timika. Evakuasi dijadwalkan kembali besok pagi. Sedangkan evakuasi jenazah delapan korban lainnya masih menunggu permintaan pihak keluarga. Menurut Komandan Pangkalan Udara Timika Letnan Kolonel (Penerbang) Easter Harianto, pesawat nahas itu diduga kuat menabrak Gunung Gergaji. Pada saat ditemukan, bagian depan pesawat dan jenazah para korban yang duduk di barisan depan hancur. Pesawat milik Pemda Mimika yang dioperasikan PT Trans Mimika ini pada Jumat lalu (17/4) hilang kontak. Pesawat yang baru dioperasikan Desember lalu ini membawa logistik pemilu dari Ilaga untuk dibawa ke Mulia. Di antara penumpang terdapat Ketua Panwaslu Puncak Jaya, Herman Senanfi.
Sumber : Pusdatin dan Humas BNPD Kaltim
Semua penerbangan melalui Bandara Temindung dialihkan ke Bandara Sepinggan. Bandara Temindung hanya bisa didarati pesawat kecil berkapasitas maksimal 42 orang sebab landasan pacu hanya 1.000 meter dan tidak bisa diperpanjang karena terkepung pemukiman yang kini banjir. Data di Kantor Kecamatan Samarinda Utara menyebutkan sebanyak 14.551 rumah warga terendam banjir hingga ketinggian 1,5 meter. Jumlah itu belum termasuk rumah yang terendam di Kelurahan Sempaja Utara. Banjir terparah terdapat di Kawasan Semenanjug Permai dan Gunung Lingai. Banjir juga mengakibatkan puluhan toko di Kawasan Pusat Bisnis Ahmad Yani dan dr. Soetomo lumpuh total. Pemda setempat telah memberikan bantuan bagi warga korban banjir.
Cuaca Buruk Tunda Evakuasi Korbana Pesawat Mimika Air
Akibat cuaca buruk, evakuasi tiga dari 11 jenazah korban pesawat Mimika Air yang jatuh di Gunung Gergaji, Puncak Jaya, Papua, kembali tertunda, Senin (20/4). Tiga jenazah itu adalah pilot Nay Ilin Anang, kopilot Makmur, dan Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Puncak Jaya Martin Jitmau. Pesawat yang dikirim untuk mengangkut ketiga jenazah tidak dapat mendarat di Ilaga sehingga harus kembali ke Timika. Evakuasi dijadwalkan kembali besok pagi. Sedangkan evakuasi jenazah delapan korban lainnya masih menunggu permintaan pihak keluarga. Menurut Komandan Pangkalan Udara Timika Letnan Kolonel (Penerbang) Easter Harianto, pesawat nahas itu diduga kuat menabrak Gunung Gergaji. Pada saat ditemukan, bagian depan pesawat dan jenazah para korban yang duduk di barisan depan hancur. Pesawat milik Pemda Mimika yang dioperasikan PT Trans Mimika ini pada Jumat lalu (17/4) hilang kontak. Pesawat yang baru dioperasikan Desember lalu ini membawa logistik pemilu dari Ilaga untuk dibawa ke Mulia. Di antara penumpang terdapat Ketua Panwaslu Puncak Jaya, Herman Senanfi.
Sumber : Pusdatin dan Humas BNPD Kaltim
Salam RAPI 51 - 55
BalasHapusTetap waspada.... kordinasi terus RAPI... tetap semangat.
JZ 13 JNY
:)) merdeka, terus waspada seperti filisofi burung hantu ...
BalasHapus